Fakta Unik: Arab Braille Dibaca dari Kiri ke Kanan!

Banyak orang awas terkejut ketika mengetahui fakta ini. Kita tahu bahwa tulisan Arab visual ditulis dan dibaca dari Kanan ke Kiri (Right-to-Left). Namun, ketika dikonversi menjadi Braille, arah bacanya berubah menjadi Kiri ke Kanan (Left-to-Right).

Mengapa Bisa Begitu?

Sistem Braille diciptakan oleh Louis Braille berbasis huruf Latin yang linear (kiri-kanan). Ketika sistem ini diadopsi ke dalam bahasa Arab (Hijaiyah), para ahli memutuskan untuk mempertahankan logika urutan titik Braille agar universal.

Jika Braille Arab dibalik menjadi kanan-ke-kiri, maka penomoran titik (1-2-3, 4-5-6) akan terbalik dan membingungkan tunanetra yang juga mempelajari huruf Latin/Inggris. Oleh karena itu, Al-Quran Braille secara fisik dibaca dengan gerakan jari dari kiri ke kanan, meskipun itu adalah bahasa Arab.

Sistem Harakat (Tanda Baca)

Dalam tulisan Arab biasa, harakat (Fathah, Kasrah, Dammah) letaknya menumpuk di atas atau di bawah huruf. Namun dalam Braille, tidak ada konsep menumpuk.

Harakat dalam Braille dianggap sebagai karakter tersendiri yang ditulis setelah hurufnya. Jadi secara logika:

• Visual: Ba + Fathah (b) = ( بَ ) -> Satu posisi vertikal.
• Braille: Huruf Ba (⠃) diikuti Tanda Fathah (⠂) -> Menjadi dua sel berdampingan (⠃⠂).

Standar di Indonesia

Indonesia mengacu pada standar Unified Arabic Braille yang juga digunakan secara internasional. Mushaf Al-Quran Braille di Indonesia (seperti terbitan Yaketunis atau Balai Literasi Braille Kemensos) menggunakan standar ini agar tunanetra Indonesia bisa membaca mushaf dari negara lain juga.