Memahami Dunia Lewat Mata Buta Warna
Seringkali disalahpahami, buta warna bukanlah "dunia hitam putih". Mari kita bedah sains dasar, mitos yang beredar, hingga polemik kebijakan pemerintah yang sering menjegal karir penyandang buta warna.
1. Apa Itu Buta Warna? (Sains & Fakta)
Buta Warna (Color Vision Deficiency) adalah kondisi di mana mata mengalami penurunan kemampuan untuk membedakan warna-warna tertentu. Ini terjadi karena adanya kelainan pada sel kerucut (cone cells) di retina mata.
- Mata Normal (Trichromacy): Memiliki 3 jenis sel kerucut (Merah, Hijau, Biru) yang bekerja sempurna.
- Buta Warna (Anomalous Trichromacy / Dichromacy): Salah satu sel kerucut lemah atau tidak berfungsi. Paling umum adalah kelemahan pada sensor Merah-Hijau.
Mitos vs Fakta: Apakah buta warna sama dengan Tunanetra? TIDAK. Tunanetra berkaitan dengan ketajaman penglihatan (visual acuity), sedangkan buta warna hanya masalah persepsi warna. Kebanyakan orang buta warna memiliki penglihatan 20/20 yang sangat tajam.
2. Polemik Jalur Afirmasi: CPNS & Beasiswa LPDP
Ini adalah isu paling panas. Banyak talenta muda Indonesia gagal meraih mimpi hanya karena gagal tes Ishihara. Pertanyaan besarnya: "Apakah saya bisa melamar lewat Jalur Disabilitas/Afirmasi jika saya buta warna?"
Mayoritas panitia seleksi CPNS dan LPDP TIDAK MEMASUKKAN buta warna ke dalam kategori Disabilitas yang berhak mendapat jalur afirmasi/kuota khusus.
Mengapa demikian? Penyandang buta warna seringkali berada di "Posisi Terjepit":
- Di Jalur Umum, ditolak karena syarat kesehatan "Harus Bebas Buta Warna".
- Di Jalur Disabilitas, ditolak karena dianggap "Fisik Lengkap" dan mampu mandiri tanpa alat bantu.
3. Diskriminasi vs Keamanan (Safety)
Kita harus objektif memilah mana syarat yang masuk akal dan mana yang diskriminatif:
- Wajar (Safety Reason): Profesi seperti Pilot, Masinis, Dokter Bedah, atau Teknisi Listrik Tegangan Tinggi memang membutuhkan akurasi warna demi keselamatan nyawa.
- Diskriminatif: Profesi administratif seperti Akuntan, Programmer, Penulis, atau Staf HRD. Membatasi karir di bidang ini karena buta warna adalah praktik kuno. Di era digital, teknologi (Screen Filter, Mode Kontras) sudah mengatasi hambatan tersebut.
Langkah Advokasi Bersama
Anda merasa diperlakukan tidak adil karena kondisi mata Anda? Atau perusahaan Anda ingin menjadi lebih inklusif?
Dimaster Institute bersama Kartunet (Karya Tunanetra) hadir untuk memberikan edukasi dan advokasi:
- Konsultasi Aksesibilitas: Bagaimana mendesain sistem kerja yang ramah buta warna.
- Pelatihan Inklusi: Membangun kesadaran tim HRD tentang ragam disabilitas sensorik.