Simulator Membaca Disleksia

Apakah huruf-huruf di layar terasa menari? Alat ini menyimulasikan pengalaman visual yang sering dialami oleh penyandang disleksia saat mencoba membaca.

Iklan Google AdSense

Memahami Disleksia: Lebih dari Sekadar "Susah Baca"

Seringkali dicap "malas" atau "lambat" di sekolah, penyandang disleksia sebenarnya memiliki struktur otak yang unik. Disleksia adalah gangguan dalam memproses bahasa (neurobiologis) yang berdampak pada kesulitan mengenali kata, mengeja, dan menguraikan simbol (decoding).

Bagaimana Rasanya Menjadi Disleksia?

Simulator di atas hanyalah gambaran kasar. Pengalaman setiap penyandang berbeda-beda, namun gejala umum visual yang sering dilaporkan meliputi:

Disleksia & Aksesibilitas Web (WCAG)

Sebagai pengembang web atau penulis konten, Anda bisa membantu mereka dengan menerapkan prinsip Cognitive Accessibility:

  1. Gunakan Font Sans-Serif: Font seperti Arial, Verdana, atau Comic Sans lebih mudah dibaca daripada Times New Roman karena bentuk hurufnya lebih tegas dan tidak memiliki "kait" yang membingungkan.
  2. Hindari Rata Kanan-Kiri (Justify): Teks rata kanan-kiri menciptakan spasi yang tidak merata, memicu "efek sungai" yang membingungkan mata. Gunakan rata kiri (Align Left).
  3. Paragraf Pendek: Pecah teks panjang menjadi paragraf-paragraf kecil. Dinding teks (Wall of Text) adalah musuh utama disleksia.

Ingin Website Anda Ramah Kognitif?

Aksesibilitas bukan hanya untuk tunanetra. Memastikan website mudah dipahami (Understandable) adalah salah satu dari 4 prinsip utama WCAG.

Kartunet Konsultan dapat membantu Anda melakukan audit konten (Content Audit) dan User Testing untuk memastikan informasi di website Anda tersampaikan dengan efektif kepada semua orang, termasuk mereka dengan kesulitan belajar.


Hubungi Kami untuk Konsultasi →